Thursday, February 24, 2011

Saya dan Vespa

Orang rumah saya bilang saya ini aneh.
Saya nggak tau bener nggak nya. Tapi kayaknya, saya ini normal-normal aja.
Alasan pertama mereka bilang saya ini aneh adalah karena kecintaan saya sama kendaraan satu ini : Vespa!
Ya, saya ini satu dari sedikit spesies yang masih gandrung sama motor jaman dahulu kala ini.

Sejak dulu, saya nggak pernah mau disuruh belajar naik motor.
Mau ditawari motor keluaran baru sekalipun, saya tetep keukeuh.
Alasan saya sih, saya cuma mau sama Vespa. Itu bener kok, tapi separonya aja. Alasan lainnya ya karena saya ini males.
Bayangin bangun pagi-pagi di hari minggu buat latian naek motor keliling kampung aja udah bikin capek duluan.

Dan di Sweet Seventeen saya tahun lalu, saya akhirnya dapet Vespa.
Vespa saya warna biru Telur Asin (Yaitu makanan kesukaan saya) dan dia lahir tahun 1987!
Tua juga.....
Dia nggak punya lampu resting dan kontak motor (Jadi, saya nggak mungkin ngilangin kunci, haha)
Dan di bulan kedelapan saya memilikinya..... Dia masih teronggok tak pernah dipakai dan terancan dijual.... (Tidaaaaaaak :'( )

Wednesday, February 23, 2011

Gadis yang Jatuh Cinta Diam-Diam

Habis baca Marmut Merah Jambu-nya Raditya Dika, saya jadi pengen nulis tentang Orang Yang Jatuh Cinta Diam-Diam...

Tepatnya, tentang gadis-gadis yang jatuh cinta diam-diam...

Berbeda dengan para cowok seperti di bukunya Raditya Dika (yang bebas dengan gobloknya melakukan berbagai tindakan gila). Para gadis memiliki lebih sedikit option dibanding para cowok. Dan kadangkala, bagi gadis dengan urat malu yang terlalu besar.... pilihan yang mereka terbatas pada menunggu.
Menunggu, dan berharap.
Karena tentunya tidak lucu, jika gadis-gadis harus memulai first move... kalau cowok sms cewek duluan, itu wajar. Kalau sebaliknya, gadis macam itu seringkali dikira ganjen. Kalau cowok yang nyamperin cewek duluan, mereka dibilang gentle. Kalau sebaliknya, dikatain kegatelan.
Jadi cewek memang hal yang rumit.... Tapi memang mungkin hal itu karena kita ini makhluk yang rumit (nah, loh?)

Bagi para gadis yang jatuh cinta diam-diam, pertemuan dengan orang yang disukai adalah hal yang jauh lebih rumit lagi.
Ketika mereka berada dalam satu kelompok, si gadis akan langsung menyadari keberadaan pujaannya. Meski tak berani menatap, ia akan tahu tiap detail gerak-geriknya. Dia bahagia.
Di sisi lain, hatinya teriris. Karena dalam jarak yang begitu dekat, ia tak sanggup menyapanya lebih dulu.

Para gadis yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa berdoa.
Berdoa, andai suatu keajaiban datang. Dan ketika layar HP mereka berkelip, satu SMS masuk dari pujaannya.
Berdoa, andai mereka berjalan di lorong sekolah. Takdir akan membiarkan mereka bersua dengan yang mereka suka.
Berdoa, entah bagaimana caranya perasaan mereka bisa sampai meski tanpa kata.
Berdoa, terus berdoa....

Entah kenapa,
Para gadis yang jatuh cinta diam-diam seperti saya, menjadi begini adanya.

Monday, February 7, 2011

The Worst Day Ever! (Part II)

Saya pikir hidup saya gag bakal bisa jadi lebih menderita lagi dari Sabtu kemarin.
Sayangnya, saya salah besar.
Kesialan-kesialan goblok Sabtu kemarin ternyata adalah awal dari lahirnya semua masalah yang harus saya hadapi.

Jadi,
TELAT --> GAG MASUK SEKOLAH --> GAG TAU KALO KELAS DIBERSIIN --> BUKU SAYA DI LACI MEJA ILANG SEMUA --> SURAT-SURAT PENTING EKSKUL SAYA IKUT RAIB --> GOD!

Gara-gara ini, di hari senin yang cerah dan tak berawan (baca: PANAS), saya kudu ngubek-ngubek TPA sekolah yang baunya aje gile.
Novel yang barusan saya beli, yang saya bawa kemana-mana juga ikut raib gara-gara saya panik dalam proses pencarian dokumen yang hilang.
Masi kurang? HP saya satu-satunya yang imut juga ikut ngadat di hari yang sama.

Dan kakak kost yang saya curhatin masih sempat-sempatnya ngetawain saya. God!


Hhmm.....hidup saya lagi indah banget, kayak waktu saya dapat undian semangkuk bayam gratis!

Saturday, February 5, 2011

Jangan-jangan...............

Setelah saya pikir-pikir lagi, jangan-jangan kesialan saya tadi ada hubungannya sama kejadian kemarin malam.

Jadi, ini dimulai waktu ada SMS dari nomer nggak dikenal yang nangkring di HP saya yang imut.
Waktu saya buka, isinya nggak jelas banget.
Soal kita udah dipersimpangan jalan, dan bla bla bla, dan apa ada yang mau saya omongin ke si empunya nomer.
Saya pikir sih salah sambung.
Makanya saya gak respon.

Selang beberapa jam, tuh nomer SMS lagi. Isinya bilang kalo dia salah satu teman cowok saya waktu SMP.
Oooh.....batin saya sekud aja, tapi buat sopan-sopanan saya tanya kenapa.
Dia cuma bales singkat, suruh baca SMS nya yang tadi.
Saya, yang masih tetap nggak ngerti maksud tuh SMS meski udah saya baca dari berbagai posisi dan sudut pandang yang berbeda. Jadi makin bingung.

Daripada susah-sudah mikir hal yang kayaknya nggak penting. Saya tanya dia maksudnya apa.
Dia bilang, dengan ketidaksabaran seolah saya ini anak TK bau kencur yang susah banget dibilangin, kalo maksudnya ya apa ada yang saya mau omongin ke dia.

Saya yang nggak ngerasa dia punya utang traktiran ke saya, ato pernah pinjem uang ke saya, bilang dengan entengnya kalo nggak ada. Hmm....kayaknya dia makin jengkel sama keimutan saya ini.
Dia bales SMS saya, intinya, apa selama setahun nggak pernah kontak saya nggak ngerasa apa-apa.
Dan berhubung saya orang jujur yang nggak mau menyakiti hati, saya bilang NGGAK

Ahh... saya makin bingung waktu dia bales SMS saya lagi.
Dengan kekecewaan yang nggak bisa ditutupi dia bilang kalo ternyata selama setahun ini saya nggak sadar dia lagi marah sama saya.
Olalaaaaaa~
Apa maksudnya?
Sejauh ingatan saya yang sebaik Ikan ini mengingat, kayaknya saya nggak pernah ada salah sama dia. Tapi, saya pikir lagi, kasian juga dia. Usahanya buat marah sama saya selama ini, bahkan saya nggak sadar... Ooh... betapa malangnya dia....

Saya yang nggak tau, minta maaf dengan polos. Itung-itung nyenengin orang malang ini....
Ahhh....tapi apa yang dia bilang?
Di SMS nya yang terakhir dia bilang cukup sampai disini.
Ahhh~
Saya jadi bingung dengan orang ini, dan ngetawain dia.

Kayaknya saya kualat.
Tapi, dia emang aneh.
Seorang kawan lama SMP yang aneh.

Just Something That Crossed My Mind.....

Hmm..... nggak ada setengah tahun lagi saya bakal jadi anak kelas 3.

Ah, nggak tahu mau ngerasa gimana.

Jadi anak kelas tiga kayaknya bukan pilihan yang menyenangkan. Tapi bukan berarti saya ada niatan tinggal kelas, nggak, nggak, makasih. Tiga tahun di SMA kayaknya udah cukup.

Cuman, rasanya nggak siap aja.

Apalagi liat ribetnya anak kelas tiga disekitar saya. Urgh!

Dulu, setahun lalu waktu saya masih anak bau kencur di SMA. Saya udah liat sendiri gimana kakak kost saya yang hampir semua anak kelas tiga bingung soal PT. Les nggak berenti, belajar jalan terus. Belum lagi yang bingung ngadepin pilihan-pilihan dan kemungkinan-kemungkinan di Perguruan Tinggi. Tahun ini, saya juga menjadi saksi waktu anak-anak manusia dibingungkan dengan tahun terakhir mereka di SMA.

Jaman saya masih anak bau kencur di SMA, saya masih merasa tenang. Masih ada waktu buat mikirin yang begituan, masih bisa senang-senang. Tapi sekarang, waktu saya udah kelas dua SMA. Mau nggak mau saya takut juga.

Waktu yang udah saya jalani di SMA (dan dalam waktu itu saya belum dapat apa-apa) dan waktu yang menanti saya menghadapi pilihan-pilihan kelak, perbandingannya udah berat sebelah.

Mungkinkah saya udah ngebuang satu setengah tahun saya dengan percuma? Dan bisakah saya menggunakan setengah tahun waktu untuk menyiapkan hati ini dengan sebaik-baiknya?

Dan menjalani, masa kelas tiga SMA saya tanpa penyesalan?

Ah, semoga. Saya cuma bisa berdoa.

Semoga saya siap pada waktunya kelak :)

The Worst Day Ever!

Hari ini mungkin bisa dikategorikan sebagai salah satu hari terburuk dalam sejarah kehidupan saya yang flat abis!

Dimulai dengan bangun pagi yang berisik. Saat bapak saya tercinta menemukan ular, yang dengan gejenya nyatroni rumah saya dipagi buta. Yang bukannya seperti selayaknya bapak-bapak paruh baya pada umumnya, bapak saya malah jijik dengan makhluk satu itu. Dan membiarkan urusan bunuh-membunuh ini pada kakak perempuan saya. yang dengan rentetan pukulan kayu yang brutal berhasil menghabisinya.
Kejadian ini membuat saya menyimpulkan satu hal, bahwa saya tak akan membuat kesalahan hidup dengan menikahi orang seperti bapak saya.
Tidak, saya sudah belajar banyak.

Tapi, yang namanya kesialan belum berakhir.

Saya harus menghadapi kenyataan menyakitkan. Saya, seorang gadis imut dan lemah dipaksa berangkat ke sekolah sendiri naik bus. Oh!
Ceritanya, kakak cowok saya yang pertama, entah di semester keberapa kehidupan perkuliahannya, sedang ada KKN. Itu berarti, saya harus bersiap berangkat sekolah lebih pagi berhubung tak ada fasilitas antar seperti biasanya.
Oke, saya bersiap berangkat sekolah dengan semangat seolah saya akan diberi semangkuk penuh bayam untuk dihabiskan.

Saya, gadis imut ini berdiri di pinggir jalan raya menunggu bus dengan tenang. Oke, masih belum setengah 7, masih ada cukup waktu. Dan saya melihatnya, bus bercat putih-biru muncul dikejauhan. Tapi tak lama kemudian saya melengos : ada deretan truk di depannya, dan itu berarti kesempatan bus butut itu mau saya stop sama besar dengan kesempatan saya mau makan Kebab tanpa terlebih dulu mengorek-ngorek sayur didalamnya. Benar saja, bus itu lewat begitu saja, tak sadar telah melewatkan kesempatan mengangkut saya yang agung.
Tapi ini masih pukul setengah tujuh lewat sedikit, masih ada waktu.

Bus kedua kemudian muncul, sialnya, ada angkutan bobrok jalan di depannya. Dan ini berarti, saya lagi-lagi dikacangin.
Ah, bagus.... sudah hampir tujuh kurang seperempat.
Saya panik.

Saya kirim sms ke teman-teman tanpa tahu apa yang saya perbuat:
Teman 1 : nggak respon
Teman 2 : kayaknya lagi nggak punya pulsa
Teman 3 : ketawa ngakak
Saya : Tambah BT

Raaawwwrrrr

Sudah hampir jam tujuh, bus datang lagi dan akhirnya mau saya stop.
Masalahnya, bus ini tidak seperti bus tadi : Kecil, bobrok, lemot.
Saya cuma bisa ngelus dada.

Waktu saya harus oper ke angkot, sudah jam tujuh lebih. Masih waktu telat yang ditolerir kok.
Masalah berikutnya muncul : si angkot lama banget datangnya.

Argh! Rasanya udah pengen nimpuk tukang becak terdekat pake sendal. Tapi, berhubung saya lagi pake sepatu. Apa boleh buat. Saya cuma bisa pasang tampang santai yang meyakinkan.
SMS dari si Teman 1 akhirnya masuk
"Udah masuk, ntar lewat pintu diknas aja"

Sekedar info, pintu diknas adalah pintu kecil buat kami yang suka telat. Pintu, yang nggak tahu kenapa gag pernah dikunci atau repot-repot dijaga sama guru-guru. Berhubung orang diknas yang suka parkir di halaman sekolah kami kayaknya juga sering pake ini pintu.

Tapi, si angkot lemot gag dateng-dateng juga.

Udah setengah delapan lebih waktu si angkot muncul, kayaknya penumpangnya cuma saya doang, sama bapak-bapak paruh baya yang duduk di depan.
Si angkot jalan dengan lemotnya, udah tinggal beberapa ratus meter sampe sekolahan ketika si angkot mendadak berhenti di depan pasar : bagus, mereka cari penumpang.
Saya udah deg-degan, bahkan wajah sok cool saya udah luntur gag berbekas.
Barangkali gara-gara kasian, atau takut saya mulai tereak-tereak trus dikira lagi diculik. Si supir angkot dengan berbaik hati nyalain mesin mobil terus meluncur.

Saya turun di depan diknas dengan lega.
Udah jam 7.45..... ahhh....jam pertama udah lewat.
Dengan santai saya masuk diknas, berjalan ke arah si pintu penyelamat.
Tapi.....
Dengan wajah horror saya sadar : pintu diknas, gag kayak biasanya, dikunci.
MAMPUS!
Saya gag mungkin nyelonong lewat pintu gerbang sekolah dengan kemungkinan :
1. Diliatin anak yang lagi Olah Raga
2. Diinterogasi lama sama guru piket
Nggak, makasih

Saya puter balik.
SMS ke Teman 1 :
"Rencana batal, saya gak jadi sekolah"

Wednesday, February 2, 2011

Posting Membosankan Tentang Saya

Berbicara soal kehidupan saya yang membosankan dan sederhana. Saya akan mulai dari sejarah hidup saya.

Lahir sebagai bayi sehat yang tampan adalah saya 17 tahun yang lalu. Tapi tenang saja, saya yang sekarang adalah gadis 17 tahun yang imut dengan tinggi 150 cm. Sejak kecil saya paling benci berangkat sekolah, dan paling ahli dalam mencari alasan bolos. Sakit gigi dan sakit kepala adalah sedikit alasan yang pernah saya pakai. Tapi, sampai saat ini saya belum pernah mencoba beralasan sakit hati.

Riwayat pendidikan bisa dibilang lumayan. TK 3 tahun, SD 6 tahun, SMP 3 tahun, dan selama SMA belum pernah tinggal kelas. Mungkin saya punya masa depan yang cukup cerah dengan track record ini!

Oh ya, saya ini termasuk orang yang long-term-memory-nya agak parah. Saat teman-teman saya heboh mengutak-atik memori jaman TK di otak mereka yang normal, saya cuma celingukan. Cengengesan nggak jelas sambil berusaha keras mengorek ingatan saya yang tersisa. Dan itu selalu berakhir dengan kegagalan yang mengenaskan.

Jangan-jangan, saya ini turunan ikan T.T

Aahh, tapi mungkin juga saya ini turunan beruang; saya bisa tidur dimanapun, kapanpun, dan dalam situasi apapun. Di kereta api hingga dibawah pohon mangga. Dan teman-teman saya cuma bisa geleng-geleng kepala karenanya.

Banyak yang bilang saya ini bawel, katanya gara-gara saya punya tahi lalat dekat bibir. Padahal saya ini gadis anggun yang tak banyak omong kalau lagi tidur. Dan lebih banyak lagi yang bilang saya ini abnormal, padahal saya yang imut ini biasa-biasa saja!

Ya, itulah saya! XD