Wednesday, February 2, 2011

Posting Pertama Tentang Hidup yang Membosankan

Pernah mempertanyakan arti hidup? Kalau saya sih, tiap hari.
Dengan pola dan jalan hidup yang bisa dibilang flat kayak kertas ulangan Fisika, saya sering bingung sebenarnya saya ini ada untuk APA, dan SIAPA.
Di masa SMA yang garing kayak kripik tempe dari kota kelahiran saya, saya merasa belum melakukan apa pun yang cukup bermakna. Saya bangun tidur, ke sekolah, duduk memperhatikan guru seolah mereka sayuran yang lezat, pulang, melakukan hal-hal tak penting, kemudian menutup hari dengan tidur lagi.
Seperti itulah masa SMA yang telah dan tengah saya lewati.

Saya sering bertanya.
Andai tiba-tiba ada Alien yang menculik saya, apa yang orangtua saya rasakan?
Kalau tiba-tiba saya keperosok blackhole terus hilang. Apa yang teman-teman saya rasakan?
Mereka akan sedih, pasti.
Menangis, tentu.
Tapi, apa mereka punya cukup hal bermakna yang bisa membuat saya terus ada dihidup mereka?
Sudahkah saya melakukan hal yang cukup bermakna untuk mereka ingat selamanya?
Saya sih masih ragu.

Saya kadang pengen kayak penyanyi-penyanyi yang lagunya masi tetap diputar meski orangnya uda nggak ada duluan. Tapi, berhubung suara saya punya potensi besar buat mecahin jendela se-kompleks. Mending nggak nyoba deh.
Saya juga iri, sama penulis yang bukunya masi bisa bikin orang ketawa ngakak kayak orang gila sampe nangis kayak ibu-ibu yang suaminya pulang nggak bawa gaji. Tapi, lagi-lagi berhubung tulisan saya garing segaring kripik tempe khas Trenggalek. Mending juga nggak nyoba deh.

Sebenarnya ada satu cara gampang yang saya tahu buat jadi terkenal dan diingat sepanjang masa. Tapi berhubung ada bau-bau kriminalnya. Saya juga jadi emoh nyoba.

Intinya, saya masih belum menemukan arti hidup saya.
Dan semoga saya tidak keburu tua sebelum menemukannya!

No comments:

Post a Comment